Aksara lontara ini pertama kali diperkenalkan oleh Daeng Pamatte yang dilatar belakangi pada pandangan mitologis yang memandang alam semesta ini sebagai Sulapak eppa walasuji, yang artinya segi empat belah ketupat. Ada 23 huruf lontara yang disebut dengan Induk surek dan 5 diakritik yang disebut inak surek. Berikut, 23 hurufnya:
pemerintahandalam masyarakat Bugis seperti disebut di atas dapat dilihat dalam perjanjian antara rakyat Wajo' dengan La PalΓ©wo To Palipu' ketika yang disebut terakhir dipilih menjadi Arung Matoa Wajo' pertama sebagaimana termuat dalam Lontara' Sukku'na Wajo'. Dalam perjanjian itu disebutkan kewajiban seorang raja
Sulapaeppa (empat sisi) adalah bentuk mistis kepercayaan Bugis-Makassar klasik yang menyimbolkan susunan semesta, api-air-angin-tanah. Huruf lontara ini pada umumnya dipakai untuk menulis tata aturan pemerintahan dan kemasyarakatan. Naskah ditulis pada daun lontar menggunakan lidi atau kalam yang terbuat dari ijuk kasar (kira-kira sebesar lidi).
Hallain yang menarik adalah kajian Andaya mengenai dampak perang itu atas rakyat Makassar. Melalui cerita rakyat Bugis, Sinrili'na Kappala' Tallumbatua, dia memperlihatkan Arung Palakka dan Perang Makassar yang dimaknai rakyat pedesaan Makassar dan Bugis sebagai kemenangan rakyat dan keunggulan nilai-nilai mereka yang didasarkan pada
Dalam kehidupan Masyarakat Bugis Makassar, siri' merupakan unsur yang sangat prinsipil dalam diri mereka. Tidak ada satu nilai pun yang paling berharga untuk dibela dan dipertahankan di muka bumi ini selain daripada siri'. Bagi masyarakat Bugis Makassar, siri' adalah jiwa mereka, harga diri mereka, dan martabat mereka.
Islammasuk ke dalam masyarakat Suku Bugis pada abad ke-17. Saat itu datang penyiar agama Islam yang berasal dari Minangkabau. yaitu secara lisan dengan bahasa Bugis serta melalui tulisan menggunakan aksara Lontara. Bahasa Bugis terdiri dari berbagai dialeg, seperti Dialek Bone, Dialek Pangkep, Dialek Makassar, Dialek Pare-Pare, Dialek Wajo
Menurutcerita, naskah ini di salin ke dalam huruf lontaraq dan berbahasa Makassar untuk mempermudah masyarakat untuk memahami tata cara pelaksanaan Haji karena pada masa itu masih banyak masyarakat yang tidak pandai membaca tulisan latin dan berbahasa Indonesia. , adalah apa yang dikenal oleh masyarakat Bugis-Makassar yakni kallang, suatu
Disisi kanan jalan, sebuah papan nama dengan tulisan aksara Lontara Bugis menarik perhatian saya. Seketika saya meminta Mas Joko untuk berhenti, kamera saku langsung saya ambil dari dashboard mobil. Perjanjian Bongaya pada tahun 1667 yang melarang warga Bugis memiliki kapal berukuran besar, menjadi pemicu banyaknya orang Bugis yang
69vQRi8. Selasa, 02 November 2021 Edit Salah satu keistimewaan bahasa makassar adalah ia memiliki huruf font tersendiri, yakni font lontarak. Orang makassar menyebutnya hurupuk kita mengukuti cara download dan istall font lontarak, saya ingin mengulas sedikit asal mula huruf lontarak ini ditemukan oleh Daeng Pamatte. Hurupuk lontarak ini dibentuk dari daun lontar, sehingga ia disebut "hurupuk/aksara lontarak". Ciri khusus dari hurupuk lontarak ini adalah segi empat sulapak appak. Dimana semua hurufnya dibentuk dari segi empat, termasuk titiknya segi empat bukan bulatan. Sifat segi-empat ini diambil dari daun lontar yang keras dan dapat membentuk sudut ketika untuk download dan install Font lontarak sangat mudah, berikut caranyaDownload Font Lontarak di siniSetelah terdownload filenya dalam bentuk rar. Si extract filenya dengan mengklik kanan lalu pilih extract hereCari folder hasil extractnya berupa folder dengan nama file sama pada point 2 diatas, lalu buka foldernya dengan klik 2xKlik install pada fontnya, lalu nextFont sudah tersedia, silahkan buka lembar kerja word dan gunakan fontnyaDemikian tutorial ini, selamat mencoba semoga bermanfaat. I am a teacher. Selengkapnya bisa lihat di halaman "About Me' di blog ini
Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Salah satu di antaranya adalah keberadaan huruf Lontara. Huruf Lontara adalah salah satu jenis aksara yang digunakan untuk menulis bahasa Bugis dan Makassar. Huruf Lontara mempunyai nilai historis yang sangat tinggi bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Di samping itu, huruf Lontara juga mempunyai keunikan tersendiri yang membuatnya menjadi salah satu elemen penting dalam kebudayaan Indonesia. Artikel ini akan membahas huruf Lontara dari huruf A sampai Z. Mari kita simak bersama. Huruf Lontara pertama kali muncul pada abad ke-14 di Sulawesi Selatan. Huruf ini digunakan oleh para penulis dan ahli waris kerajaan di Sulawesi Selatan untuk menulis naskah-naskah kerajaan. Naskah-naskah tersebut berisi tentang sejarah, adat istiadat, hukum, dan agama. Dalam perkembangannya, huruf Lontara juga digunakan untuk menulis puisi, lagu, dan cerita rakyat. Huruf Lontara memiliki beberapa bentuk yang berbeda. Bentuk-bentuk tersebut disebut dengan Aksara Lontara, Aksara Makkunrai, dan Aksara Bilang-Bilang. Aksara Lontara digunakan untuk menulis bahasa Bugis sedangkan Aksara Makkunrai digunakan untuk menulis bahasa Makassar. Aksara Bilang-Bilang digunakan untuk menulis angka-angka. Huruf Lontara memiliki nilai historis yang sangat tinggi bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Naskah-naskah yang ditulis dengan huruf Lontara menjadi bukti sejarah yang sangat penting bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Di samping itu, huruf Lontara juga mempunyai nilai seni yang tinggi. Bentuk dan pola-pola huruf Lontara sangat indah dan menarik sehingga sering digunakan sebagai motif pada kain tenun dan kerajinan lainnya. Makna Huruf Lontara Seperti halnya aksara-aksara lainnya, huruf Lontara juga mempunyai makna yang tersirat di dalamnya. Setiap huruf Lontara memiliki arti dan makna yang berbeda. Berikut adalah beberapa huruf Lontara beserta maknanya β Huruf A Ade simbol dari keberanian dan keuletan dalam menghadapi hidup. β Huruf B Bise simbol dari kecerdasan dan kebijaksanaan dalam bertindak. β Huruf C Cakkang simbol dari keteguhan hati dan kesabaran dalam menghadapi cobaan. β Huruf D Dalle simbol dari kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup. β Huruf E Ere simbol dari kepercayaan diri dan keberanian dalam mengambil keputusan. β Huruf F Fakka simbol dari kebersamaan dan persaudaraan dalam hidup. β Huruf G Gafu simbol dari ketulusan dan keikhlasan dalam bertindak. β Huruf H Haddi simbol dari ketidakberpihakan dan kesetiaan pada prinsip. β Huruf I Iya simbol dari keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan. β Huruf J Jari simbol dari ketelitian dan ketekunan dalam bekerja. β Huruf K Kafu simbol dari keberanian dan kemandirian dalam hidup. β Huruf L Lale simbol dari kecantikan dan kesempurnaan dalam hidup. β Huruf M Mappadendang simbol dari keadilan dan kesetaraan dalam hidup. β Huruf N Nene simbol dari kebijaksanaan dan kearifan dalam bertindak. β Huruf O Oca simbol dari kesederhanaan dan kemandirian dalam hidup. β Huruf P Pa simbol dari kekuatan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan. β Huruf Q Qafu simbol dari ketulusan dan keikhlasan dalam bertindak. β Huruf R Rari simbol dari keberanian dan keseriusan dalam menghadapi hidup. β Huruf S Sappa simbol dari kebahagiaan dan keceriaan dalam hidup. β Huruf T Talla simbol dari kepercayaan dan keikhlasan dalam bertindak. β Huruf U Ugi simbol dari kesetiaan dan kepercayaan pada orang lain. β Huruf V Valla simbol dari keindahan dan kesempurnaan dalam hidup. β Huruf W Wae simbol dari keberanian dan keteguhan dalam menghadapi hidup. β Huruf X Xappa simbol dari kebahagiaan dan keceriaan dalam hidup. β Huruf Y Yale simbol dari kebaikan hati dan kepedulian pada orang lain. β Huruf Z Zai simbol dari kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi cobaan. Kegunaan Huruf Lontara Huruf Lontara memiliki banyak kegunaan yang sangat penting bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Berikut adalah beberapa kegunaan huruf Lontara β Sebagai alat komunikasi Huruf Lontara digunakan sebagai alat komunikasi antar masyarakat Sulawesi Selatan. Dalam naskah-naskah kerajaan, huruf Lontara digunakan sebagai alat komunikasi antar raja dan bawahannya. β Sebagai alat literasi Huruf Lontara digunakan sebagai alat literasi dalam bahasa Bugis dan Makassar. Dalam perkembangannya, huruf Lontara juga digunakan untuk menulis puisi, lagu, dan cerita rakyat. β Sebagai warisan budaya Huruf Lontara merupakan salah satu warisan budaya Sulawesi Selatan yang harus dilestarikan. Dengan mempelajari huruf Lontara, masyarakat Sulawesi Selatan dapat memahami sejarah dan budaya leluhurnya. β Sebagai elemen seni Huruf Lontara memiliki bentuk dan pola-pola yang sangat indah dan menarik sehingga sering digunakan sebagai motif pada kain tenun dan kerajinan lainnya. β Sebagai bahan penelitian Naskah-naskah yang ditulis dengan huruf Lontara menjadi bahan penelitian yang sangat penting bagi para ahli sejarah dan budaya. Dengan mempelajari naskah-naskah tersebut, para ahli dapat memahami lebih dalam tentang sejarah dan budaya masyarakat Sulawesi Selatan. Navigasi pos Belajar bahasa Inggris adalah hal yang penting bagi setiap pelajar di Indonesia. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memegang peranan pentingβ¦ Halo teman-teman! Bagaimana kabar kalian hari ini? Saya harap kalian semuanya baik-baik saja. Kali ini, saya ingin berbicara tentang sesuatuβ¦
Bone - - La Mellong atau yang di gelar Kajao Laliddong adalah penasehat Raja Bone ke 6 dan ke 7 yang terkenal kecerdasan dan kebijaksanaannya . Sebagian kisah tentang kecerdikannya menjadi cerita rakyat di Bone secara turun temurun. saya sebagai orang Bone melewati masa kecil dengan cerita rakyat ini mencoba melakukan reproduksi ulang semampu ingatan saya. Alkisah, Karena terkenal akan kepandaian menjawab teka-teki, La Mellong dipanggil menghadap oleh sang raja Bone, untuk diberikan suatu pekerjaan yang amat mustahil untuk dilakukan. Sesampainya di kerajaan dan bertemu sang raja, diberikanlah tugas itu kepada La mellong. Raja Bone Oh.... Lamellong, muisseng mua ga aganwollirekki lao ko mai, ? wahai lamellong tahu kah engkau apa gerangan saya memanggilmu menghadap saya di istana? Lamellong Iyee taddapnegang ata'na petta, degaga padissengekku puang aga diollirangga ? Maaf Baginda, tidak ada pengetahuan saya, tentang apa tujuan saya dipanggil Raja Bone engka jamang maelo walakko lamellong ada pakerjaaan yang akan ku berikan kepadamu lamellong Lamellong Agaro jamang maelo ta ssuroang puang ? Pekerjaan apakah yang hendak hamba lakukan tuanku ? Raja Bone melokka di sappareng tau uta 100 tau ri lalenna siweniie ri seddie kampong carikan saya 100 orang buta dalam se malam di satu kampung Lamellong iye puang dengan terperangah lamellong pulang ke rumahnya merenung Dengan tugas yang sedemikian beratnya itu lamellong pun mulai berpikir keras akan tuganya yang di berikan baginda ke padanya...Bukanlah LAMELLONG namanya kalau dia kehabisan akal sampai-sampai seseorang di tanah bugis yang pernah membaca kisah akan ke cerdikannya menjuluki beliau ABU NAWASNYA orang bugis Akhirnya malam pun tiba lamellong bergegas mengambil sebatang bambu tanpa membuka daunnya,ke esokan paginya di araknya sebatang bambu itu di tengah kampung...sontak masyarakat pun ke heranan akan apa yang di lakukan lamellong semua keluar rumah menyaksikan akan apa yang di lakukan lamellong Di tengah aksinya tersebut mengarak se batang se orang warga pun bertanya....o lamellong aga tu mbo murenreng? wahai lamellong apakah gerangan yang kau arak itu sontak lamellong pun mengumpulkan warga yang bertanya itu sampai 100 orang kemudian mereka di bawa menghadap ke raja bone Lamellong Ee puang engkana mangolo di idi tiwirekki taillaue 100 tau uta wahai tuanku hamba menghadap untuk menepati per mintaan tuanku 100 orang buta Raja Bone tegai lamellong taunna? yang manakah orang - orang itu lamellong ? Lamellong seraya memanggil semua orang yang bertanya sebanayk seratus orang menghadap ke raja iya manenna taunna puang inilah semua nya tuanku Raja bone sang raja pun memeriksa orang -orang itu dengan geramnya sang raja pun memarahi lamellong pare- are mettoko iko lamellong .... muasengakka tau uta na makkita maneng sungguh kurang ajar di rimu lamellong kau bilang orang buta ternyata semuanya melihat Lamellong dengan tersenyum pakkoe puang...manessa awo u renreng ri tangassoe na pada makkutana maneng'i agatu murenreng lamellong? jadi waseng'i tau uta na manessa urenreng'e awo begini tuanku...jelas-jelas saya mengarak sebatang bambu di siang bolong mereka masi bertanya "apakah gerangan yang kau arak itulamellong" jadi saya menganggap mereka buta yang mulia Raja bone sambil menggelengkan kepala macca memekko iko lamellong sungguh pintar dan cerdik dirimu lamellong Dikelolah berbagai sumber. Editor ASPIKAL